Skip to HeaderSkip to PostSkip to Footer

5 Alasan Whatsapp Lebih dari Line

Kali ini saya ingin sedikit mengajak kamu berdebat atau bertukar pendapat. Topiknya? Topiknya sesuai judul artikel ini yaitu tentang dua media sosial yang sudah sangat ternama, yaitu Whatsapp dan Line.

Di Indonesia, ada banyak aplikasi serupa yang fungsi dan fiturnya tidak kalah dengan kedua aplikasi tersebut. Namun, entah kenapa, kedua aplikasi tersebut tidak bisa terlepas dari gawai orang-orang sekarang ini. Saya pun sempat berpikir, mana sih yang lebih baik, Whatsapp atau Line? Nah, hasil pemikiran saya tersebut akan saya coba tuangkan dalam tulisan ini.

Interface

Pertama, mari kita lihat dari segi tampilan atau interface. Untuk tampilan, menurut saya kedua aplikasi mempunyai kemiripan, iya nggak sih? *Mirip darimanya,woy?* Ya, kalau dari segi tampilan, kedua aplikasi sama-sama mudah dimengerti.

Untuk yang suka tampilan yang ribet dan fast load, khususnya untuk pengguna hp lama yang mana RAM terbatas, tentu lebih memilih WhatsApp karena interface dan tampilannya yang lebih sederhana.

Sedangkan untuk anak muda dan kaum milenial yang suka dengan tampilan yang warna-warni eksentrik dan estetik pasti lebih memilih Line karena navigasi, fitur dan lainnya lengkap dimasukkan di satu aplikasi.

Tapi menurut saya, secara keseluruhan keduanya sama saja. Karena menurut mirip, jadi saya tidak mau terlalu banyak berkomentar dari segi yang satu ini.

Fitur

Next, saya mau bahas tentang fiturnya. Nah, untuk yang satu ini, tentu banyak perbedaan yang saya percaya kamu juga menyadarinya. Yang pertama ialah profile section atau bagian profil yang merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh aplikasi Line. Di bagian ini, pengguna dapat mengunggah berbagai hal seperti status, gambar, ataupun video. Fitur ini tidak dimiliki oleh aplikasi Whatsapp. Namun aplikasi Whatsapp yang merupakan anak perusahaan dari Facebook mempunyai fitur Status Section yang bekerja seperti Instastory milik Instagram. Setidaknya itu bisa menjadi nilai plus tersendiri untuk Whatsapp.

Selain itu, Line juga mempunyai satu fitur yang dinamakan Line Keep, yaitu sebuah fitur penyimpanan yang bisa digunakan oleh pengguna Line untuk menyimpan chat, dokumen, foto, audio ataupun video yang dibagikan di Line. Itu merupakan satu lagi hal yang tidak Whatsapp miliki.

Line juga sangat kekinian dengan menghadirkan fitur stiker yang beragam sehingga orang dapat dengan mudah mengekspresikan sesuatu dengan satu gambar saja. Sedangkan di WhatsApp, kita bisa menggunakan fitur GIF untuk berkirim gambar bergerak yang fungsinya kurang lebih sama seperti stiker dari Line.

Lalu, Line sangat progresif dalam memenuhi kebutuhan penggunanya dengan menghadirkan fitur Square yang merupakan fitur multi-chat yang dapat menampung kurang lebih 20.000 akun dalam satu square yang mana Whatsapp hanya menyediakan fitur group yang mampu menampung hanya sekitar 256 akun. Fitur dalam group Line pun terbilang lengkap dengan hadirnya fitur Polling, Note, dan Album yang mana group di Whatsapp tidak dapat melakukannya.

Line juga mempunyai fitur posting yang dapat digunakan untuk membagikan momen ke semua teman dengan sekali publikasi. Terlebih, Line juga menyediakan fitur Line Today yang berfungsi sebagai media informasi sehingga pengguna Line tidak perlu repot-repot membuka aplikasi lain untuk memperbaharui pengetahuan tentang berita-berita terbaru.

Bisa dibilang kalau Line hampir mengungguli Whatsapp dari banyak hal. Jujur saya mengakuinya. Namun, dari segi fungsi, saya mengatakan bahwa Whatsapp lebih unggul dari Line. Kenapa? Ini beberapa alasan yang bisa saya berikan.

1. Whatsapp mengajarkan tanggung jawab

Bagaimana Whatsapp mengajarkan tanggung jawab? Karena Whatsapp mengharuskan kita menjaga baik-baik handphone kita karena sekali kita kehilangan handphone kita, hilanglah juga semua kontak yang kita miliki. Memang benar sekarang kontak sekarang bisa kita simpan di Internet. Melalui Google Contact contohnya.

Tapi, mereka yang ada di kontak kita tidak tahu kan kontak baru kita apa? Jadi kita perlu memberitahu mereka satu per satu yang mana itu sangat ribet. Sedang dengan Line, kita harus log in menggunakan email. Meskipun hilang handphone, akun kita tidak akan kenapa-kenapa. Praktis? Ya. Tapi semua kembali lagi ke penggunanya. Dari poin yang satu ini, mana yang lebih baik menurut kalian?

Dan untuk kamu yang mau berkomentar, "kan tinggal datang ke provider center aja kalau nomornya hilang," tentu kamu sudah pernah melakukannya, dong. Untuk kamu yang senang membuang-buang waktu belasan hingga berjam-jam untuk mengantri, itu pilihan kamu, sih.

2. Whatsapp itu konsisten

Ya, menurut saya Whatsapp itu adalah salah satu aplikasi yang konsisten. Kenapa? Karena sejak awal kehadiran aplikasi ini hingga sekarang, fungsi dari Whatsapp tidaklah berubah seperti halnya Line. Whatsapp tetap berfokus pada tujuannya untuk membantu orang agar mudah berkomunikasi. Intinya, Whatsapp tetap di ranah-nya sebagai media komunikasi khalayak ramai.

Ini adalah satu hal yang Line tidak lakukan karena Line sekarang menurut saya telah beralih fungsi dari yang awalnya sebagai media komunikasi kini menjadi media bisnis. Apalagi setelah hadirnya Line@ dan Line Shopping. Hal ini juga yang menjadi alasan bagi saya mengacungi jempol untuk aplikasi Whatsapp.

Kita kesampingkan dulu perihal WhatsApp Business karena itu ranahnya berbeda, ok?

3. Whatsapp itu aplikasi sejuta umat

Oke, yang satu ini mungkin terkesan klise dan bersifat menjual. Tapi, berani sumpah saya tidak bermaksud demikian. Alasan saya bilang kalau Whatsapp itu aplikasi sejuta umat adalah karena pengalaman saya mendampingi orang-orang disabilitas di event Tepang Inklusi Tahunan 2017 beberapa waktu ke belakang. interface Whatsapp sangatlah sederhana dan mudah dipahami. Oleh karena itu, bahkan orang yang tuna netra pun dapat menggunakannya dengan mudah. Dari situ saya menyadari betapa besar kebermanfaatan Whatsapp untuk kehidupan orang banyak.

Terlebih, mungkin ada beberapa diantara kalian yang berpikiran kalau Whatsapp adalah aplikasi orang tua, atau aplikasi untuk keluarga saja, atau aplikasi yang kuno dan nggak kekinian. Ya, memang benar kalau grup keluarga biasanya dibuat di Whatsapp, tapi itu membuktikan kalau Whatsapp adalah aplikasi yang bisa ‘in’ ke semua generasi. Tidak seperti Line yang mungkin memusingkan buat beberapa orang tua, bukan begitu?

4. Whatsapp itu nggak ribet

Oke, untuk yang satu ini mungkin hanya saya yang merasakan. Ketika saya mengunduh sebuah file di Line, file tersebut terletak di folder yang spesifik dan rumit. Sedangkan Whatsapp menyusun setiap file yang diunduh dalam folder-folder dengan rapi.

Oleh karena itu, setiap kali orang ingin mengirimi saya file atau dokumen apapun saya meminta mereka mengirimnya melalui email atau Whatsapp untuk alasan kemudahan. Itu mungkin konfigurasi handphone saya saja, tapi jujur itu sedikit membuat saya kurang nyaman menggunakan Line.

5. Si dia is typing…

Ya, salah satu fitur yang Line tidak miliki adalah real-time notification dimana ketika kita sedang chatting dengan seseorang atau di grup dan ada seseorang yang sedang menulis sesuatu, kita akan diberitahu oleh Whatsapp dengan tulisan ‘si dia is typing...’ berwarna hijau. Hal ini merupakan satu hal yang sangat membantu untuk menghindari miskomunikasi. Saya tidak tahu apakah teknologi ini sudah di-hak-ciptai oleh Whatsapp atau belum karena menurut saya fungsi ini cukup penting untuk setiap aplikasi komunikasi. Namun perusahaan besar sekelas Line belum memanfaatkan teknologi yang satu ini.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, saya lebih nyaman menggunakan Whatsapp ketimbang Line untuk komunikasi jarak jauh. Tapi saya tidak menyangkal bahwa Line juga sangat membantu saya dalam penyebaran informasi, khususnya ketika saya berhubungan dengan orang-orang yang lebih muda, trendy dan fashionable dari generasi milennial.

Sampai saat ini, saya merasa sangat terbantu dengan kehadiran kedua aplikasi tersebut dan saya berharap kedua aplikasi ini akan terus ada, terus berkembang dan terus menyebarkan kebermanfaatannya untuk orang banyak. Opini ini pun mungkin tidak akan bertahan lama karena kita tahu teknologi itu selalu berkembang setiap harinya. Mungkin besok Line sudah melakukan upgrading begitupun dengan Whatsapp. Kita lihat saja perkembangannya bersama, iya nggak?

Last but not the least, saya ingin mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kalau tulisan saya bersifat provokatif atau menjatuhkan. Sekali lagi saya ucapkan maaf, saya hanya ingin berbagi pendapat dan bertukar pikiran dengan kawan-kawan tentang hal ini. Kalau ada kata-kata dalam tulisan saya yang bersifat menjatuhkan tolong dikoreksi. Artikel ini saya tulis tanpa melakukan riset apapun. Hanya opini dari pengalaman pribadi, jadi mungkin terdapat kesalahan atau informasi yang tidak valid. Mohon dimaklumi dan dikoreksi.

Terima kasih telah berkenan membaca. Semoga artikel ini ada manfaatnya dan sampai jumpa di tulisan saya lainnya.

So, gimana menurut kalian? Mana yang lebih tokcer, Line atau Whatsapp?
Komentar

Posting Komentar

Harap berikan komentar yang relevan dengan topik tulisan.
Jangan menyertakan link yang tidak berhubungan dengan konten tulisan. Apabila komentar mengandung link (apalagi yang tidak relevan), maka komentar akan dihapus.
Budayakan sopan santun, hindari penggunaan bahasa yang provokatif, SARA, pornografi.
Kritik dan saran yang membangun untuk konten ataupun untuk blog sangat berarti bagi kemajuan blog ini.

Disqus Comments
Link Kami

Mohon Maaf!

Karena tingginya potensi pencurian konten melalui metode Printing, ASIBUKA memutuskan untuk menonaktifkan fitur print langsung melalui browser. Jika kamu ingin mengcopy materi dari blog ini, silahkan hubungi pengelola blog melalui kontak yang telah disediakan.