Skip to HeaderSkip to PostSkip to Footer

Definisi Pengecut dan Pemberani dalam Kehidupan Nyata

Kali ini saya mau membahas sebuah topik yang mungkin agak berbeda dengan biasanya. Biasanya saya membahas sesuatu yang berhubungan dengan bisnis. Kini, saya mau membahas sesuatu yang lebih bersifat personal.

Yaitu tentang definisi pengecut dan pemberani, namun tidak secara pengertian bahasa atau kamus, melainkan menurut pengalaman hidup dan kenyataan.

Definisi Pengecut dan Pemberani

Pengecut dan pemberani selalu diartikan sebagai melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Misal, kasusnya menangkap ular, orang yang tidak mau menangkap ular dianggap pengecut (tidak berani) dan orang yang mau menangkap ular disebut pemberani.

Atau dalam hal yang lebih sepele seperti nembak cewek. Orang yang mau melakukan akan dianggap (pemberani) dan sebaliknya, orang yang tidak mau melakukan dianggap pengecut.

Kamu bisa pahami konteksnya? Sangat sederhana sekali bagaimana kita memaknai pengecut dan pemberani ini. Kebanyakan dari kita hanya melihat dari reaksi si subjek, jika mau melakukan dia pemberani, jika tidak mau maka dia pengecut.

Anehnya, dalam konteks tersebut kita tidak memikirkan alasan seseorang tersebut memilih menjadi pengecut.

Kita pakai konteks ular di atas. Jika kita mempertimbangkan alasan-alasan kenapa si pengecut tidak mau menangkap ular, bisa saja alasannya adalah dia tidak tahu bagaimana cara menangani ular, sehingga jika ia nekat, ia akan membahayakan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Jika alasannya seperti itu, maka pilihan terbaik dari si pengecut ini memang tepat, memanggil orang yang kompeten soal ular, dan biarkan orang tersebut yang menangani. Dan dengan pemikiran seperti itu, apakah masih layak si pengecut ini disebut pengecut?

Contoh Pemberani dan Pengecut Dalam Realita

Seiring berjalannya waktu saya pun memahami sesuatu tentang pemberani dan pengecut ini. Di kehidupan nyata saya sering melihat contoh nyata dari pemberani dan pengecut.

Mungkin kamu pernah mengalami hal yang sama, atau mungkin juga tidak, yaitu mendengarkan orang yang berkata dengan tegas dan lugas bahwa dia akan melakukan A atau B jika sesuatu terjadi.

Contoh yang saya temui adalah seperti ini, “Kalo sampe ketemu gua sih, gua bacok tuh orang...”

Apakah menurutmu dia pemberani? Bukan.

Itulah definisi dari pemberani dan pengecut sebenarnya. Kamu paham konteksnya?

Begini...

Pemberani itu menurut saya bukan orang yang membawa senjata lalu menodongkan senjata tersebut ke hadapan lawan.

Pemberani itu orang yang datang menghadapi lawannya dengan menyembunyikan senjata di belakang badannya.Sudah dapat konteksnya?

Orang yang berkata “Kalo sampe ketemu gua sih, gua bacok tuh orang...” dalam kasus saya bukanlah orang pemberani karena dia mengeluarkan senjatanya dan menodongkan senjata tersebut ke lawannya.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, itu hanya gertakan (menakut-nakuti) dan itu bukanlah tindakan pemberani.

Jika dia benar pemberani dia akan mengatakan sesuatu yang lebih menentramkan seperti “Kita tunggu saja kabar baiknya...” sambil mempersiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan terburuk. Saat itu terjadi, dia berdiri paling depan tanpa takut karena dia tahu apa yang harus dia lakukan.

Itulah pemberani.

PENUTUP

Dengan penjelasan singkat di atas, saya akan tarik kesimpulan bahwa pengecut dan pemberani tidak bisa diukur dari mau atau tidaknya seseorang melakukan sesuatu.

Baik pengecut ataupun pemberani keduanya sama-sama melakukan sesuatu. Namun, sikap seperti apa yang mereka ambil. Jika solusinya menggertak (menakut-nakuti) untuk menyelesaikan masalah, maka dia pengecut, dan jika dia bisa menyelesaikan masalah tanpa menggertak (menakut-nakuti), maka dia pemberani.

Satu lagi contoh sebelum saya akhiri tulisan saya. Ini berdasarkan pengalaman saya pribadi.

Ada seseorang yang meminta seseorang untuk menghadap dengan perkataan kurang lebih seperti ini, “Cepet kesini sekarang, kalau nggak....” Ini adalah contoh lain dari pengecut yang saya temukan dalam kehidupan.

Di tempat lain saya menemukan tipikal orang dengan kasus yang sama, yaitu meminta seseorang untuk bertemu atau menghadap. Dan ketika orang yang dia minta menghadap tak kunjung datang, dia tak berkata apa-apa, tak membahas soal orang tersebut. Dia hanya pamit, lalu pergi mencari orang yang dia minta untuk menghadap. Setelah ketemu, dia minta kejelasan tentang kenapa dia tidak juga menghadap pun tidak memberi kabar.

Posisikan diri kalian sebagai orang yang diminta menghadap, orang seperti apa yang lebih kalian respect? Yang mengancam, atau yang mengambil tindakan? Bedakan respect (hormat) dan takut.

Dari kasus di atas, saya akan cenderung menaruh respect pada orang yang mengambil tindakan dan pada orang yang mengancam, saya akan cenderung takut.

Sudah cukup jelas lah, ya perbedaan antara pengecut dan pemberani ini? Entah kenapa saya mau menulis tentang ini. Saya harap tulisan saya ini cukup bisa diterima dan dipahami. Dan saya juga berharap ada hal baik yang bisa diambil dari tulisan singkat ini.

Terima kasih sudah berkenan membaca, jika ada yang ingin disampaikan, silahkan manfaatkan kolom komentar di bawah. Sampai jumpa di artikel lainnya.

Komentar

Posting Komentar

Harap berikan komentar yang relevan dengan topik tulisan.
Jangan menyertakan link yang tidak berhubungan dengan konten tulisan. Apabila komentar mengandung link (apalagi yang tidak relevan), maka komentar akan dihapus.
Budayakan sopan santun, hindari penggunaan bahasa yang provokatif, SARA, pornografi.
Kritik dan saran yang membangun untuk konten ataupun untuk blog sangat berarti bagi kemajuan blog ini.

Disqus Comments
Link Kami

Mohon Maaf!

Karena tingginya potensi pencurian konten melalui metode Printing, ASIBUKA memutuskan untuk menonaktifkan fitur print langsung melalui browser. Jika kamu ingin mengcopy materi dari blog ini, silahkan hubungi pengelola blog melalui kontak yang telah disediakan.