Skip to HeaderSkip to PostSkip to Footer

Keseimbangan: Si Kaya dan Si Miskin?

Daftar Isi

    Allah menciptakan dunia ini dengan sebuah sistem keseimbangan yang sempurna. Siang bersanding dengan malam, sehat berhadapan dengan sakit, hidup berdampingan dengan mati, laki-laki hidup bersama perempuan. Namun, ada beberapa keseimbangan yang tidak mengenakkan. Salah satunya adalah ada kaya dan miskin. Bagaimana pandangan islam tentang itu? Mari kita coba bahas bersama.

    Kaya adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki kelebihan rizki, dalam hal ini saya khususkan pada harta, sedangkan miskin adalah keadaan yang berbanding terbalik dengan kaya. Wajar? Tentu saja. Secara logika awam pun ini adalah bentuk keseimbangan dalam hidup ini. Beberapa diantara kita pasti ada yang beranggapan,

    Kalau semuanya kaya, siapa yang mau jadi petani? Nanti krisis pangan dong…

    Betul, kan? SEIMBANG.

    Namun tahukah kamu bahwa itu adalah sebuah kesalahan tafsir dalam hidup ini. Istilah ‘si kaya dan si miskin’ bukanlah suatu bentuk keseimbangan yang hakiki. Mengapa demikian? Mari kita pelajari. Allah telah memberikan penjelasan yang seterang-terangnya dalam al-Quran tentang keseimbangan yang hakiki.

    Dan sesungguhnya Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan.An-Najm (53): 48

    Perhatikan baik-baik kawan. Apa Allah menciptakan satu hambanya dalam keadaan miskin? Tidak, kawan. Keseimbangan yang Allah ciptakan dalam dunia ini adalah ‘si kaya dan si cukup’.

    Miskin adalah kondisi dimana seseorang merasa tidak pernah cukup dalam hidupnya. Sudah diberi motor, menuntut mobil. Jadi, sungguh salah besar ketika kita mengkambing-hitamkan Allah, Dzat yang Maha Adil, sebagai yang salah atas kondisi yang dimiliki.

    Lalu kenapa Allah tidak menciptakan semua orang dalam keadaan cukup? Kenapa harus ada si kaya? Sama halnya Allah menciptakan sehat dan sakit. Allah tidak menciptakan sakit di surga, tapi mengapa Allah ciptakan di dunia? Alasannya adalah agar kita semua senantiasa bersyukur. Ketika kita diberi sakit, kita tahu betapa bahagianya menjadi sehat sehingga ketika Allah berikan sehat pada kita, kita akan senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat sehat yang Dia berikan.

    Semoga tulisan sederhana ini dapat memperkuat iman dan taqwa kita dalam menjalani kehidupan ini. Jika ada yang membingungkan, kurang, atau salah, silahkan sampaikan melalui kolom komentar di bawah agar dapat segera saya perbaiki. Terima kasih telah membaca tulisan sederhana ini. Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya.

    Anda mungkin menyukai postingan ini
    Komentar

    Posting Komentar

    Harap berikan komentar yang relevan dengan topik tulisan.
    Jangan menyertakan link yang tidak berhubungan dengan konten tulisan. Apabila komentar mengandung link (apalagi yang tidak relevan), maka komentar akan dihapus.
    Budayakan sopan santun, hindari penggunaan bahasa yang provokatif, SARA, pornografi.
    Kritik dan saran yang membangun untuk konten ataupun untuk blog sangat berarti bagi kemajuan blog ini.

    Link Kami
    Histats
    PageSpeed Insight Tested
    Valid AMPHTML
    W3C HTML5 Valid
    W3C CSS Valid
    W3C RSS Feed Valid
    W3C Atom Feed Valid
    SSL Secure
    DMCA.com Protection Status

    Mohon Maaf!

    Karena tingginya potensi pencurian konten melalui metode Printing, ASIBUKA memutuskan untuk menonaktifkan fitur print langsung melalui browser. Jika kamu ingin mengcopy materi dari blog ini, silahkan hubungi pengelola blog melalui kontak yang telah disediakan.